Friday, March 29, 2013

Menjelang Rebah

menjelang rebah beralas tikar
kusadari banyaknya senang gembira yang kudapat
sejenak ingin kuhitung mereka
tapi tidak..!
seberapa banyak jumlah yang kukumpulkan
tidak membuatku istimewa
semua hanya akan membuktikan kemurahan hatimu
s a j a

saat terbengong atau tertawa cekikikan..
aku tak akan lupa banyaknya kenyataan menyebalkan!
amarah membuatku ingin membanting mereka
dalam kepingan
lalu mengorek semuanya
kekecewaan yang hampir menjadi tuan rumah
tapi tidak..!
seberapa banyaknya mereka
tak akan mengubahku jadi pembencimu
mereka adalah hadiahmu
mereka bagai kulit ari
tidak, bukan!
mereka bagian dari pakaianku!

mungkin saja aku ingin mengumpulkan semua kesenangan-kesenangan
keindahan-keindahan
kesempatan-kesempatan
kenikmatan-kenikmatan
tapi aku tau
aku tak akan selesai hingga nyawaku terlepas
mungkin aku malah mati tenggelam dalam hitunganku sendiri

pun saat muncul keinginan
menguliti kesedihan demi kesedihan
kekecewaan-kekecewaan
dan harapan-harapan kosong!
ya, sahabat-sahabatku itu..
tapi jangan-jangan mereka akan menguburku
dengan jumlahnya yang tak terhitung!
tak mungkin selesai kucantumkan jumlahnya
dalam buku
dalam kertas
dan dalam hati saja

ah.. baiklah aku menyerah!
dewi kesenangan dan dewa kesedihan
mereka memang saudara saudari seayah
yang berbeda raut muka dan jenis kelamin
tapi mereka berjalan bersisian!
mereka bergandengan tangan mengantarku menuju setiap senja
menemaniku berlari-lari kecil,
bermain layangan,
atau melintasi alam,
lalu membacakan dongeng atau lelucon
hingga aku terbang terlelap
benar-benar rebah!
menuju keabadian yang tertunda

Yogyakarta di penghujung Maret 2013

Kebebasanmu?

Melihat alam sekitar
Mendengar suara hati
Membayangkan aura manusia bertebaran
Dan membaui aroma kefanaan,
Sungguh menakjubkan!

Menebarkan sukma
Merasakan keindahan tersembunyi
di kegelapan
Dan menyatu dengan udara
Sungguh membirukan!

Kau tak perlu lagi menjadi manusia super
Untuk membaca hati
Mendengar pikiran
Menerawang hari esok,
dua jam akan datang,
atau lima menit di muka

Merasakan sendi-sendi tulangmu sendiri
Menyadari tengkorakmu mengeras
pada ketika tertentu
Dan jantungmu cuti tanpa administrasi
untuk selamanya

Kau adalah manusia bebas!
Sebebas semua kemungkinan yang dapat berlaku
padamu
Pada jasadmu
Pada jiwamu
Pikiranmu
Kenanganmu
Angan-anganmu
Obsesimu!

Jauh, sejauh yang dapat kau terawang
empat puluh lima derajat di depan wajahmu
Dan beberapa satuan panjang lagi
Yang tak dapat dikejar
oleh bola matamu

Sebebas lalat yang tak mudah kau pegang
Selincah ikan lele yang tak mudah kau cubit
Atau angin yang ingin kau tangkap
Kau adalah kau,
yang kau inginkan
Bebas, lepas, ke arah yang kau pikirkan
Ke dimensi yang kau tuju
Ke lapisan langit yang pernah kau terka lattitudenya

Kau mendefinisikan dirimu,
wujudmu,
maknamu,
semangatmu
Terserah kau!

Yogyakarta, Maret 2013

Thursday, March 28, 2013

Salam Rindu

malam temaram
sinar bulan turun lewat jendela
menggantikan lampu sintetis
aku terbangun, kau mungkin terbangun
aku mengingat, kau mungkin berdoa
aku merindu, kau lebih rindu
aku tau!

saat fajar bergelayut di timur
orang-orang bergerak menyusul matahari yang memanjati horison
mencari isi dunia, mengumpulkan arti
menggali rasa lelah, lagi, dan lagi

sementara aku selalu mencari sosokmu
pada wanita-wanita yang menjajakan dagangan di pinggir jalanan
pada ibu-ibu tua yang memanggul karung beras di pasar
pada wanita paruh baya yang meracik makanan di warungnya
pada perempuan muda yang direngeki putri kecilnya di sebelah penjual makanan kecil
di samping jalan, dekat sekolah

sedangkan
orang-orang yang lupa
orang-orang yang menjadi diri mereka sendiri

bolehkah mereka menghitung rasa lelahmu,
gumpalan bebanmu,
endapan khawatirmu,
dan cicilan harapan yang kau kumpulkan
untukku yang kini meninggalkanmu
dengan bekal kalimat restumu?

bolehkah mereka mengganti rasa takut,
cemas,
rentan,
lapar
yang dulu kau hapuskan
dari mereka?

cukupkah mereka mengingatmu
pada hari tertentu di akhir tahun masehi
untuk menghormatimu, seperti kata mereka?

sedangkan aku
andai kuraih kesempatanku
jika tak kenal aral dan kewajiban
ingin rasanya kucium tanganmu setiap pagi dan petang
kucicipi dan habiskan masakan cintamu
bersamamu dan saudara-saudariku
kucium wajahmu dengan penuh cinta, hormat, khidmat
kupenuhi semua janjiku untukmu

puluhan dan ratusan senja berganti
yang kulakukan hanya menapaki jejak pengorbananmu,
cintamu,
harapmu,
yang kumiliki hanya sosokmu dalam kertas,
suaramu yang tak selalu dapat kudengar
dan doamu yang terus kau panjatkan untukku
tangismu yang selalu kuingat
meski semua ini bagian dari kefanaan
hal yang menakjubkan jika semuanya menempel bersamaku
bersama nafasku
jiwaku
hingga kefanaanku selesai!

ibunda
untaian sejak yang mungkin indah,
mungkin buruk,
kutulis untukmu
hanya untuk menyampaikan kalimat istimewa, untukmu
salam rindu, dan bakti.

Yogyakarta, Maret 2013


Wednesday, March 13, 2013

Sebuah Alasan

Wahai kau yang sering menatapku..
Aku tak pernah benar-benar memahami dirimu
Sebenarnya, apa kau juga terbuat dari tanah lalu air mani dan ovum?
Apa kau juga makan nasi dan punya suhu yang tinggi?

Baiklah
Mungkin banyak kesamaan antara kau, dirimu, diriku, dan aku
Tapi masih ada yang membuatku tetap gagal paham
Mengapa kau menginginkanku?

Apa kau mencintai jasadku?
Jasadku akan terurai pada salah satu unsur alam
dan tak tersisa

Apa kau mengagumi keterampilanku?
Tidak ada keterampilanku yang tidak melibatkan anggota jasmaniku

Apa kau jatuh cinta karena oleh siapa dan untuk apa aku dilahirkan?
Oke. Dilahirkan secara istimewa, dan juga akan tetap terurai

Apa kau menyukai sifat dan watakku?
Yang tidak melibatkan jasad?
Oke, sedikit masuk akal.
Mungkin mereka tidak ikut terurai, dan akan kekal entah di firdaus atau jahanam atau tempat yang lain
Tapi, benarkah kau mengharapkan akan hari-hari yang jauh mendatang pada keadaanku yang terkini?

Maafkan aku yang dipenuhi rasa ingin tahu
Tapi sejujurnya, kita memang tidak jauh berbeda dalam hal material dan tingkah laku
Dan aku tidak punya cukup minat pada apapun dan siapapun
yang tidak akan berlangsung selamanya

Apa ini jawaban yang masuk ke dalam daftar kemungkinan
di buku harianmu?
Baiklah, selamat!
Kau baru saja menghadapi kenyataan.

Kenyataan.

Yogyakarta, Maret 2013


Monday, March 11, 2013

Bukan Sajak, Bukan Kejelasan!

Orang ingin terbang ke langit biru, kebebasan..
Langit? Biru?
Siapa yang bilang langit berwarna biru?
Dia hanyalah refleksi ketakmampuan indra manusia menatap ketakterhinggaan
Siapa yang bilang langit adalah hamparan ketinggian?
Dia hanyalah kekosongan angkasa!
Lalu orang-orang ingin terbang mengejar kekosongan?




Orang ingin sendiri untuk menyepi, lari dari kesebalan
Siapa yang bilang dengan bersendiri kau akan mendapatkan sepi?
Dengan bersendiri, orang asing akan menyapa atau mengganggumu
Dengan bersendiri, binatang-binatang yang tidak tidak mengenal diet akan memangsamu
Dengan bersendiri, orang-orang akan mengiramu melupakan dirimu atau tertinggal sanak kadang
Dengan bersendiri, mereka yang tak terlihat akan tergoda untuk mengusilimu
Lalu orang-orang ingin lari dari hal-hal menyebalkan, tapi lalu ingin diganggu?

Orang ingin keliling dunia, mengagumi ciptaan tuhan
Keliling dunia untuk menjelajahi tempat-tempat baru
Keliling dunia untuk menaklukkan rasa penasaran
Keliling dunia untuk membuktikan sesuatu
Benarkah?
Berapa tempat yang bisa kau singgahi, dalam setahun?
Berapa gunung yang bisa kau daki, dalam setahun?
Berapa tebing yang sanggup kau hinggapi, dalam setahun?
Berapa jumlah kerabatmu?
Berapa banyak hal-hal yang disukai ibumu?
Berapa banyak hal yang diinginkan adikmu?
Sebenarnya dengan berkata tidak, kau telah menjadi asing terhadap sekelilingmu
Dan pada akhirnya, kau menjadi asing dengan dirimu sendiri
Lalu kau hendak meninggalkan dirimu sendiri?

Orang ingin melakukan hal-hal hebat di dunia, dan dikenang
Ya, masuk akal
Hal hebat seperti apa?
Menaklukkan kawanan serigala?
Menyeberangi gurun?
Membangun rumah di atas awan?
Menciptakan musik air murni?
Bepergian ke Venus?
Menjelajahi dunia kerak bumi?
Benar-benar hal-hal hebat!
Aku ada ide menarik..
Bagaimana kalau menaklukkan ego dan ambisimu sendiri
Lalu menjadi seseorang yang tidak terikat oleh keinginan?
Ya, sedikit aneh.. Keinginan untuk terbebas dari keinginan, apakah merupakan sebuah keinginan?

Sebagian orang menjadi bingung di tengah malam
Sebagian orang menjadi bingung saat tak ada teman bicara
Sebagian orang menjadi bingung saat diharuskan bercengkerama dengan dirinya sendiri
Mungkin kamu termasuk di antaranya?
Atau mungkin bisa jadi AKU?